RSS

semester dua diawal Februari

             gak terasa saya sudah duduk di bangku semester dua dalam dunia perkuliahan. seneng juga sih bisa ngelepas kangen sama temen-temen setelah tak bersua selama hampir tiga mingguan. tadi sih awalnya niat datang ke kampus cuma untuk tanda tangan KRS dan KHS sama Penasihat Akademik. tapi berhubung Bu Tas, PA ku itu lagi ada di Yogyakarta so aku, wulan, manda n novran akhirnya konsul sama Bu Lucia Maria Santoso. dan kesan pertamaku saat ngadep tadi. ibu ini bersahabat banget.
             trus, Bu Luci ngomong kalo hari ini bakal ngajar pertemuan perdana mata kuliah struktur hewan, padahal lagi gak bawa apa-apa. pena pu hasil minjem. ahahahha. nah, besok kami ketemu lagi sama Bu Luci dengan makul berbeda. TekLab. oh yah sampe lupa. kata Ibu tadi, kalo kuliah dengan Ibu harus pake nametag dari karton gitu. aku langsung ketawa-ketawi pas denger perintahnya. hadeh, serasa jadi anak MOS gitu. padahal, kita kan gak ngerasain OSPEK tuh. wkwkkwkw
             dosen emang aneh-aneh. tapi, jujur hari ini aku baru ngerasain betapa beruntungnya bisa kuliah di PTN. Alhamdulillah yaa, sesuatu. tadi, selama kuliah aku dibuat tercengang dengan pengetahuan dosenku itu yang sangat berbobot itu. hheheheh
             ehm, mudah-mudahan aku bisa dapet A sama Bu Luci ^_^. aamiin :). okehlah, mau baca-baca lagi dulu yaa :)

untuk nama yang membuat aku ada, i love you :*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cerpen_1


NAMANYA ITU NIDA

 Merapali kesunyian malam yang selalu menyapa gelisahku. Suara-suara jangkrik menambah kesan sendiri yang tak kunjung bercerai dari suasana malam. Kamis malam yang kuawali dengan delapan puluh tiga ayat untuk segala keluarga seimanku. Ummi sepertinya masih sibuk menyendokkan butir nasi yang diramu seadanya lauk sore tadi kepada si kecil Fatimah. Sementara Abi masih betah menyeruput kopi hangat ditemani buku setebal lima sentimeter. Mbak Nur membenarkan letak jilbabnya karena ada seseorang yang mengetuk pintu. Aku. Belum beranjak dari jendela yang menawarkan pemandangan andromeda. Senyumku menyimpul sambil mengetik huruf-huruf terangkai. Lalu kububuhi tanggal hari ini. Kupilih beberapa nama pemilik belasan nomor di kontak handphoneku. Send. Kembali berkonsentrasi dengan gemintang yang sebelas tahun yang lalu diceritakan Kak Zen.
***
“Kamu tahu itu apa, Nin?” Suara Bass itu sudah cukup kukenal tanpa harus kutemui wajahnya.
“Langit. Gelap yah kak.” Jawabku sambil tersenyum.
“Hhehe. Bener itu langit, tapi yang itu maksud kakak.” Lelaki itu membuka daun jendela disebelahku sambil menunjukkan kerlap-kerlip itu.
“Namanya masih gemintang kan? Seperti ceritamu waktu Nida masih tujuh tahunan.” Aku berusaha membalas ejekannya itu.
“Ternyata masih mengingat dongeng itu, Nin?” Tatapan lelaki itu masih bersudut sembilan puluh derajat radiannya.
“Sedikit.” Singkatku kemudian berlalu menuju dapur.
Entah mengapa lelaki itu selalu mengunjungi rumah kecil ini setiap aku meneropong telanjang mata gemintang yang bersandar pada langit agung itu. Sesekali dia menyapaku tentang kebiasaan ‘aneh’ku atau sekedar mengantarkan lembar rupiah kepada Ummi yang menitipkan jajanan pasar di toko kepunyaan kedua orang tuanya. Dia seumuran Mbak Nur namun sangat enggan bercengkrama dengan kakak perempuanku itu. Kata lelaki beralis tebal itu, Mbak Nur kaku. Serba serius dan terkadang mengeksklusifkan diri. Aku pikir itu bukan alasan utama. Mungkin dia lebih suka menjahiliku dengan dongeng-dongeng yang membuatku mengangguk-anggukkan kepala ketika aku mengetahui teori-teori baru.
***
“Nin, ingin ku beritahu tentang tasbih semu?” Kak Zen membututiku.
Aku menemukan kedua mataku dengan menyerngitkan dahi. Dia hanya tersenyum lalu memindahkan segelas teh hangat yang baru saja kuseduh ke tangan kekarnya.
“Aku baru mempelajarinya. Sekolah mengirimkan beberapa siswa untuk seminar. Kebetulan aku turut hadir.” Luapan katanya kaya semangat.
Aku tersenyum lalu meraih daun jendela kembali. Kudengarkan pengantar ceritanya yang bertabrakan dengan suara bujukan Ummi kepada Fatimah. Alasan dia terpilih dalam kegiatan itu dan kesannya terhadap penyelenggaraan seminar tentang sains dan al-quran yang dipredikatinya inspiratif. Kemudian dia memulai lagi penjelasan yang selalu dihadiahkannya sejak tiga bulan yang lalu. Tak terasa, tiga bulan sudah aku tak mengunjungi bangku-bangku cengkrama. Papan hitam dan debu putih yang berjatuhan satu-persatu atau sekedar melepas kepenatan mencerna teori-teori dan eksakta dengan memainkan bola basket dengan teman-temanku.
Sekarang, Kak Zen yang lebih sering menggantikan tugas guru yang telah dilunasi Abi komitenya pada awal tahun ajaran. Kak Zen sering mengajariku banyak hal yang harusnya kudapatkan di sekolah. Semenjak kecelakaan kecil yang berpengaruh besar pada september lalu aku lebih banyak menghabiskan waktuku di rumah-halaman-rumah(lagi). Ditemani dua tongkat itulah aku belajar makna ikhlas. Sekolahku, basketku, klub pecinta alamku perlahan kurelakan untuk beranjak dari memori indah. Sekitarku agaknya berubah seiring dengan perubahan fisikku yang cukup menyulitkan di awal cerita. Namun, tak begitu dengan Kak Zen. Entah apa alasannya. Dia memang tak pernah melewatkan Nin-nama panggilan darinya kepadaku yang tak pernah ku tahu juga alasannya- melalui malam sendiri dengan otak yang kosong tanpa pengetahuan populer yang biasa menjadi santapanku kala itu. Soal nama, aku sering sekali ingin mengetahui mengapa Kak Zen memanggilku dengan nama itu, tapi Kak Zen selalu menyimpannya hingga aku lelah mencari alasan lelaki keras itu.
Ditengah lamunanku bergelantungan teratur dan berhiaskan pandang bintang yang tak pernah bosan menatap binar sayuku, lelaki itu kembali memalingkan pandanganku ke arah selatan tempatnya bersandar dekat pintu yang diguyuri angin malam.
“Nin, pernah kau mendengar bahwa bumi, langit dan segala yang ada dinaungannya bertasbih memuja Tuhan?” Kak Zen masih berpuitis ria dalam berceramah.
“Tentu. Tapi, tak mampu kudengar gaungnya, Kak.” Aku meminta penjelasan lebih darinya.
“Wallahu’alam, Nin. Mungkin, kerlipnya itu yang bertasbih.”
Kini kakinya melangkah mendekat menuju jendela di sebelahku.
“Mengapa kita sering melupa, padahal apalah arti sebuah bintang dibanding akhsanul takwim ujarNya pada baris paling indah itu?”
Air mataku larung dalam pedih hati. Betapa zholim diri yang sempat tak mau bertatap dengan segala manusia karena kaki yang diuji. Tiga bulan bukan waktu yang mudah untuk Ummi dan Abi menjelaskan kepadaku tentang muhasabah. Keaktifanku pada klub pecinta alam memang mengisahkan ukiran baru dalam kehidupan. Annida Basri yang dulu berteman tongkat sebagai penahan keseimbangan saat menjelajah hutan dan medan-medan ektrim lainnya kini bersahabat dengan tongkat untuk menggantikan fungsi kaki kirinya.
11 Januari 2001
Aku akan sekolah lagi ^_^
***
Kututup sebuah buku hikmah yang baru saja kubacakan pada Zahra, anak yang saat ini kurawat dengan segala cinta. Ibunya meninggal beberapa minggu yang lalu setelah mengalami keguguran. Piatulah bocah berumur tiga tahun sepuluh hari itu. Aku sudah lima tahun ini bekerja untuk keluarga dr. Zen Ferdian. Sebuah keluarga yang mengajariku arti melengkapi. Pak Zen yang saat ini sedang bertugas di medan konon bernama Gaza mengharuskanku prima dalam menjaga kedua malaikatnya ini. Sebelum izroil menarik ruhnya, Bu Nida menitipkan diarynya semasa remaja hingga kini untuk bekal Zahra kalau-kalau beliau tak menghembus nafas dalam tahun-tahun yang menuakan buah hati mereka. Tak heran jika Pak Zen mencintai Bu Nin-yang belakangan kuketahui singkatan Namanya Itu Nida- tak berbatas fisik, karena sungguh ketegarannya melebihi karang yang pernah menghantam kaki kuatnya.

26 Januari 2012
(20:13 - 22:30)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

coba-coba nulis berhadiah :D

hahahaha :D mau ketawa dulu ah. abis, sekarang aku lagi mau ngepost tulisan yang pernah kuikutkan dalam lomba menulis esai yang diadakan oleh BEM FKIP UNSRI. dan alhamdulillah dapet juara pertama dari dua peserta yang ikut. lucu banget menangnya. tapi gak apa-apa coz dari sini juga aku akhirnya bisa mengenal mbak-mbak yang luar biasa itu :)
 PEMIRA, BUKAN SEKEDAR POLITIK PENCITRAAN
Pemira? Sudah akrabkah di telinga kalian? Tidak heran jika sayaa sebagai pribadi yang masih tercatat selaku mahasiswa baru masih asing dengan istilah tersebut. Pemilihan umum raya, belakangan itulah yang saya simpulkan dari beberapa lisan yang menyosialisasikan agenda tahunan ini. Sebagian orang berpendapat bahwa kegiatan ini adalah implementasi mini dari sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa penyelenggaraan pekan politik ini merupakan salah satu upaya revitalisasi pancasila dalam dunia pendidikan khususnya dunia kampus. Terselip misi demokrasi yang saat ini sedang gencar-gencarnya menjadi menu utama perbincangan sekaligus perdebatan antara birokrasi dan media massa.
Sosok Magnetik Solutif
Pemilihan umum para tokoh yang nantinya akan bertanggung jawab terhadap mahasiswa lainnya memang menarik untuk terus ditelusuri perkembangannya. Fakultas yang didengung-dengungkan sebagai mesin pencetak generasi bangsa ini perlu sosok dengan citra menarik untuk menjadi ikon dalam oreintasi kegiatan kampusnya. Eksistensi seorang pemimpin memang diperlukan untuk mewakili kesan pertama pengenalan sebuah organisasi. Citra ‘magnetik’ itulah akan menelurkan simpati-simpati yang dapat dipertanggungjawabkan.
Krisis sosok belakangan yang melanda bangsa Indonesia semakin menambah deretan panjang permasalahan yang krusial. Kesempatan berdemokrasi tingkat fakultas dapat dijadikan solusi jitu dalam penyelesaian masalah masif ini. Mengapa demikian? Pemilihan Raya Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dapat menjadi wahana pembenahan bangsa dalam ruang lingkup yang relatif sempit dan terdekat. Bukankah petuah hidup berkata mulailah dengan diri sendiri, hal-hal terkecil dan hal terdekat disekitar kita. Tak ada kata terlambat untuk sebuah pembenahan, bukan?
Pencitraan lahir bukan dari tren temporer yang perlahan telah menjadi tradisi bangsa. Kemampuan dan kharisma memimpin hendaknya telah tertanam sebagai teladan yang berkarakter, terkhusus bagi kampus biru yang selalu dituntut untuk menjadi panutan bagi tunas-tunas bangsa. Kemampuan mempengaruhi jangan hanya dijadikan kembing hitam otoriter kepribadian maupun kelompok. Kampus biru membutuhkan sosok dengan citra lugas. Integritas dan kredibilitas menjadi jamuan hangat bagi mereka yang telah mendeklarasikan diri sebagai peramu kehidupan berdemokrasi kampus tercinta. Manajemen merupakan keahlian yang menjadi nilai plus dalam berorganisasi. Kecerdasan pemimpin bukan berasal dari kognitif saja, melainkan keberhasilan kerja sama tim dalam menyukseskan sebuah amanah yang telah digenggam Pemilihan Umum Raya FKIP ini hendaknya tidak disikapi sebagai ajang pencitraan temporer belaka.
Memilih insan pendidikan sebagai identitas kemahasiswaan, seharusnya sudah memahami bahwa kita bukan sekadar mempunyai peranan sebagai iron stock atau cadangan masa depan. Namun, jika sudah menghadapi dunia kerja kita akan bekerja ganda. Menjadi rahim dari iron stock itu sendiri. Kitalah arsitek dari perkembangan peradaban negara kita kelaknya, bahkan dunia pada cakupan yang lebih luas lagi. Bukan. Ini bukan bualan, karena kita memegang amanah tersendiri dari sang pencipta. Lantunan indah kalam Allah dalam Q.S Al-Baqoroh:30 berbunyi bahwa, “Dan ketika Tuhanmu berkata kepada para malaikat, Aku akan menjadikan khalifah dimuka bumi ini. Lalu para malaikat berkata, ‘apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami senantiasa bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’. Lalu Dia berfirman, sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Jadi jika Allah saja telah memberikan kepercayaan kepada kita sebagai wakil-Nya atau pemimpin (khalifah) dimuka bumi, pantaskah kita menodai keberanian Allah atas pembelaan-Nya dihadapan malaikat kala itu kepada kita?
Resolusi Menuju Madani
Hidup sebagai manusia abad millenium mengajarkan kita tentang kerasnya perjuangan. Berada ditengah lautan beragam pemikiran dan persepsi merupakan warna-warni yang harus disyukuri sebagai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an historis-filosofis karakter bangsa. Mengacu pada Pasal 3 Bab III Undang-Undang Keluarga Mahasiswa Universitas Sriwijaya No 3 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas Sriwijaya yang memuat beberapa tujuan, diantaranya; sebagai wadah pelaksanaan kedaulatan mahasiswa dalam Keluarga Mahasiswa yang berdasarkan konstitusi Keluarga Mahasiswa Universitas Sriwijaya. Jelas sudah tergambar bahwa konstitusi intern ini memayungi kita dalam upaya eksistensi menghadapi tantangan yang ditawarkan globalisasi. Selain berbagai tantangan eksternal seperti faktor lingkungan, sarana dan prasarana dan sebagainya kita perlu menyadari bersama bahwa diri sendiri khususnya hawa nafsu adalah musuh yang tertangguh untuk ditaklukkan.
Kekreatifitasan dalam menjalani dunia kampus sering menjadi kendala dan menjadi faktor berpengaruh terhadap penilaian kelayakan pendeklarasian diri sebagai mahasiswa. Seperti dalam firman Allah Swt dalam Q.S Ar-Ra’du: 11, “Tidak akan berubah suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya”. Peranan manusia sebagai makhluk intelektual dituntut untuk selalu mengaktualkan diri berbekal ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh selama proses pendidikan berlangsung. Tidak hanya berhenti pada hal bersifat akademis, peranan mahasiswa sebagai agent of change memang perlu disadari bersama sebagai jembatan menuju perbaikan kualitas diri yang akan tertoreh menjadi kualitas bangsa.
Suasana pesantren yang menjadi julukan bagi kampus biru ini bukan merupakan gambaran egoisme. Egaliter menjadi indikator perubahan 2013 memang menjadi penyokong utama dalam upaya penumpasan kesenjangan sosial-religi. Selain deretan konsep yang dirancang untuk mewujudkan impian bersama tersebut tentunya terdapat target-target, antara lain organisatoris. Dari asal pembendaharaan katanya saja sudah cukup menggambarkan makna dari istilah di atas. Peran sebagai kontrol sosial haruslah beradegan serasi dengan skenario yang bersumber pada institusional. Organisatoris mengharapkan agar masayarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mampu berkomunikasi dengan baik, kritis terhadap isu kekinian, peduli terhadap keadaan sekitar dan sebagainya.
Pemilihan umum raya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi sarana dalam mengembangkan konsep Madani 2013 karena inilah forum komunikasi terdekat sekaligus berpengaruh dalam kelangsungan kehidupan aspirasi para mahasiswa yang merindukan kejayaan. Setelah mendapatkan esensi leadership, merangkul visi dan misi yang dituangkan ke dalam realitas kehidupan berorganisasi merupakan langkah awal dalam merealisasikan cita-cita bersama.
Mahasiswa merupakan kunci dari pembangunan karakter yang diakumulasikan sebagai nilai-nilai tercantum dalam pencanangan FKIP Madani. Pintu globalisasi yang menanti di depan mata haruslah menjadi tantangan integral yang terprioritas. 2013 itu bukan sekedar wacana, teman. Hanya beberapa hitungan bulan lagi. Rotasi bumi yang semakin mendekat harus dipersiapkan dengan matang agar kelaknya, benih yang kita pupuk dengan kerja keras dan terkadang disirami air mata perjuangan itu akan membuahkan senyum kelegaan membanggakan bagi kita semua. Namun, jangan jadikan Madani sebagai pencitraan belaka. Jadikan impian ini menjadi karakter realistis.
Sinergiskan Pengaruh dan Perubahan
            Menjadi bagian dari perkembangan peradaban secara disadari atau tidak merupakan sarana dalam pembangunan karakter. Lingkungan yang memaksa kita menjadi sesuatu yang tergambar dari pengaruh yang berpotensi. Namun, disisi lain perkembangan peradaban tersebut juga dapat melahirkan sosok yang justru melawan arah angin dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup monoton. Keberagaman inilah yang jadi warna-warni dalam dunia organisasi. Leadership skill dalam mengelola sumber daya memerlukan personal value agar wajah dari sebuah organisasi itu dapat berbicara tidak hanya bersifat duniawi tetapi juga mewakili spiritual yang sangat penting untuk gaung perubahan yang menggema.
            Dunia yang menyambut kita dengan faham digital menuntut kita untuk terus berekplorasi dan berinovasi menuju hal-hal positif. Layaknya semboyan Jepang kuno yang terkenal yaitu Kaizen, yang maknanya buang hal-hal yang buruk, ambil kebaikannya lalu ciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula proses pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi tanggung jawab bersama. Melalui evaluasi dari sosok-sosok terdahulu kita sebagai insan demokratis seharusnya dapat menjadikan masa lalu sebagai filter untuk masa depan yang lebih baik. Mengkaji hal-hal yang perlu dipermak dan membuat sebuah perubahan yang bermakna. Target dalam menuju perubahan sudah dipagari dengan nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi intern dan impian 2013. Tidak ada alasan untuk berkata tidak untuk melesat menjadi FKIP Madani 2013, bukan? Pemira FKIP adalah gerbang perubahannya.

Indralaya, 09 Desember 2011
Rounnisa Aminy

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

esq oh esq :*


Pernah ngerasain nangis sejadi-jadinya? Sampai dadamu bener-bener terasa sesak. Aku pernah banget ngerasain itu. Bayangin aja sampe dua harian yaa. Hadehh. Bener-bener muncul sifat cengeng dan rapuhku. Eits, jangan mikir yang macem-macem dulu eiy. Aku bukan nangis gara-gara nilai praktikum yang jatuh, atau kondisi keuanganku yang mulai menipis. Gak penting itu mah. Hahhaha. Gaya banget gue! :D tahukah anda? Setelah saya mengikuti training yang bertajuk ESQ 165 itu, saya agak percaya dengan kedahsyatan tentang sebuah perenungan.
Emang sih, aku udah ngidam-ngidam banget pengen ikut acara itu sejak zaman-zaman SMP. Dan udah nyangka bakalan perlu tissue. Tapi ternyata tebakan salah besar. Aku tidak butuh tissu sama sekali. Tapi butuh ember atau handuk. Hahhaha :D lebai deh ah. Langsung aja deh kita cabut ke TKP. Let’s begin...
Hari itu tanggal 7 Desember 2011. Berhubung tiga buah angkot yang lewat menawarkan ‘lorong’ sebagai lokasi perjalanan mereka alhasil aku yang harus nyampe lokasi jam 07.00 WIB ikhlas dan rela banget jalan kaki menuju Audit kampus yang masih berkabut. Handphoneku yang terus memanggil dengan nada-nada sms yang masuk ke inboxku. Tak kutanggapi coz lagi gak ada pulsa. Semuanya sama. Dari satu orang dan nomor yang sama. Bio Siti, itu nama yang tertera dalam layar Nokia C1 butut itu. Dan, singkat cerita aku berhasil sampai di TKP dan langsung registrasi. Wah, udah banyak banget orangnya yah? Aku semakin semangat. Tapi yang buat aku aneh. Kok kayak orang mau ngelayat, pada pake item-item semua panitianya. Ah, sudahlah. Ini akan terjawab di dalam, pikirku.
Sekitar pukul delapan kami dipersilahkan hal-hal yang asik. Mencari teman. Walaupun termasuk orang yang pemalu, tapi aku sangat suka berteman. Dari waktu yang disediakan aku Cuma berhasil meraih angka 40 jumlah orang yang berhasil kuwawancara sesuai instruksi. Aku berbagi empat pertanyaan yaitu nama panggilan, asal fakultas, pengalaman lucu. sudah membuat kepala agak pusing-pusing dengan segala kekhilafanku. Hari pertamaku : aku nangis sejadi-jadinya sewaktu trainerku ngomongin tentang Allah dan keberadaan-Nya di hatiku. Memang gak mudah menjadikan Allah sebagai  cinta pertama dan terakhir.
Lalu, semua berakhir senyuman setelah aku tersadar dan air mataku tak sekedar mengalir tanpa makna. Sudah banyak tekad yang kuukir dengan bulir-bulirnya. Aku yang masih setia dengan Siti (teman sekelasku yang berhasil kuajak bolos kuliah buat ikutan gratis). Eits, bukan bolos sembarang bolos. Bolos kami kali ini ditanggungjawabi oleh Pembantu Rektor 3 langsung. Jadi, kita-kita udah dapet dispensasi kok. Lanjut ke awal pembicaraan, aku ngajak Siti buat sholat di rektorat dan sekembalinya kami dari sholat dhuzur itu kami langsung makan siang. Dan Siti terpaksa hanya tersenyum maksa coz lauk yang disediakan adalah rendang yang notabene terbuat dari daging sapi. Dia yang alergi banget dengan daging hewan berkaki empat itu sengaja menghibahkan lauknya kepada ku. Tapi maaf teman, laukku lebih dari cukup :p. Alhasil temanku yang sekelas lainnya, Ani yang  menerima sedekah lauk itu. Hhahha
Lanjut, abis itu kami langsung nyari tempat wudhu sampe ke rektorat alias BAAK. Alhamdulillah yaa, kita dapet air dan tempat sholat(yaa walaupun berdesakan). Pas nyampe, lokasi utama teater kita :D ternyata orang udah pada ngumpul semua. Banyak yang dilakuin mulai dari sholat, makan atau yaa ngerumpi. Dan kami berubah posisi dari yang semula duduk disudut kanan sekarang kami pindah ke tengah yang sampingan sama anak-anak cowok. Dan sepertinya aku menangkap sosok yang kukenal. But, forget it.
Babak kedua pun berakhir dengan SERU. Aku yang biasanya anti banget menonjolkan diri dalam majelis sebesar itu gak malu-malu berdesakan buat ikutan game walaupun gak dapet apa-apa(hadiah maksudnya :p). Tapi, disitu aku belajar BERANI teman J. Pas perenungan, mataku sudah gak bisa lagi ngucurin air mata lagi pas lagi ngomongin ortu. Mungkin gak dapet feelnya gara-gara kekenyangan atau mungkin juga cukup tergganggu juga tuh sama isakan tangis tetanggaku. Anak cowok nangis mewek-mewek gitu bro. Wah, akunya jadi geli pas orang depan ngomongin tetanggaku itu. Kesimpulan yang bisa kubuat saat itu : ‘ternyata kalo cowok nangis parah banget yah. :D’. Okey hari pertama memang berkesan, what’s the next? Check this out...
8 Desember 2011. Aku datang lebih awal dari kemarin. Siap dengan seluruh semangatku setelah beberapa nasihat tentang pembangun jiwa kemarin. Masuk, registrasi ulang dan sayangnya temanku Ulan yang kemarin lebih milih MID Penjas (yg akhirnya gagal juga :D) alhasil ditolak buat masuk dan balik lagi ke kostan. Sementara aku dan Siti masih tersenyum-senyum menikmati kertas berukuran A4 itu. Asma’ul husna. Kami terus mengikuti alunan yang diberikan kak Andri, trainer kami kala itu. Sungguh, sejuk teman. Trus kami memulai pelajaran dan masih terkagum-kagum dengan ilustrasi surat Asy-Syamsi itu. Artistik.
Lalu, aku tidak bisa menahan tangis yang begitu saja tumpah saat kak Andri menceritakan kami tentang kisah Akasah seorang sahabat nabi yang rela berbohong hanya untuk mendekap Rasul untuk terakhir kalinya. Oh, aku jadi kepengen banget dan serasa ada dalam kisah itu. Tangis sejadi-jadinya sampai akhirnya lagu-lagu ceria membangkitkan semangat kami kembali. Dan disitu, aku akhirnya berjikrak juga. Hahhahah. Benar-benar tak ada beban. Lega. Kemudian banyak banget pelajaran yang sampai saat ini aku ingat dan aku rindukan. Semoga Allah mencukupkanku untuk selalu mengulang kisah lain.
Hari kedua ini memang seru dan saking serunya, kita baru nyampe kost sekitar pukul 19.00 waktu layo dan sekitarnya. Hmmhh...really-really love this moment :*. Miss it very much :*. Terima kasih dan syukur tiada terkira untuk kesempatan ini. Tak patut diterjemah dengan kata-kata.
untuk nama yang membuat aku ‘ada’, i love you :*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

bismillah

hari ini tanggal 19 desember 2011. seperti yang sudah dijanjikan sama asisten mata kuliah praktikum biologi umum bahwa hari ini adalah UAS. masih agak bingung juga tentang prediksi soalnya gimana. yang jelas semua laporan praktikum udah mulai kubaca satu-persatu. yah, walaupun nilai praktikumku itu gak terlalu gede-gede amat kan. aku berharap sih, hari ini baik-baik saja dan akan menawarkan senyumku.
okelah. sepertinya minggu-minggu ini bakalan sibuk dengan segala UTS ataupun UAS. lagi pula masa modemku ini juga bakal berakhir besok. yah, mungkin agak menghilang sedikit dari dunia ini. sejenak saja. mungkin akan lebih berkutat dengan hehuruf yang berkesan di layar berwarna ini. semuanya akan selalu lebih baik jika bersama-Mu yaa Rabb.
beri aku cinta-Mu selalu Rabbi, agar aku mampu berjuang di duniaMu dan menabung akhiratMu yaa Rabb.
beri aku PenaMu yaa Rabb, hingga mereka yang kucinta dapat tersenyum bangga kepadaku untuk semua yang kuusahakan dan Kau berikan, Cinta ^_^
sungguh, aku merindukanMu dan kekasihMu itu yaa Rabb
(allahummashalli'ala muhammad wa'ala alihi muhammad)
terima kasih yaa Rabb. izinkan hatiku selalu mengucap cinta atas namaMu yang agung :)
untuk airmata yang akan kuceritakan bulir-bulirnya.

untuk nama yang membuat aku 'ada', i love you :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

menuju ngampus

hem, kuliah jum'at ini memang dilema. gimana nggak? kuliah cuma 3 sks jam 1 ampe 3 sore lagi. padahal hasrat untuk pulang begitu menjulang. hahhaah :D


tapi, bersyukur alhamdulillah yaa berkat kuliah siang aku bisa ngoyori(nyicil) tugas dari ka gery and mb wasi n mb fitt :). hari senin ntar tinggal presentasi agama trus selasa prepare nyiapin hati untuk ngeliat hasil UTS bahasa inggrisku yang hadehhhh. berharap hasilnya maksimal yaa Rabb :).

kemaren pas mentoring, asik banget uiy. walaupun rasanya pengen juga denger kampanye tapi kata-kta dari mb faiqoh gak kalah membakar dibandingkan pemilik kalimat tegas itu. hhhehehe :)
jadi pengen ikut mentoring lanjutan. to be anak liqo'. ahahhay.

bentar lagi, saya akan menempuh Ujian Akhir Semester, saudara-saudara. jadi, tolong do'akan saya yaa, biar prodi saya yang sekarang ini bisa benar-benar jadi lentera jiwaku kayak video ini nih
 
baru tau ini video pas aku nonton Kick Andy Show yang ada dikampus tercinta. bintang tamunya seru abis. hem, kayaknya bakal aku ceritain dipostingan yang lain yaa. ngampus dulu yaa :)

untuk nama yang membuat aku ada, i love you :*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

sureprise salah kaprah

waduh. jum'at kemarin akhirnya aku pulang juga setelah dibujuk beribu kali oleh si cantik Ria-teman sekosku- notabene takut pulang sendirian ke banyuasin. ngakunya sih gak pulang sama bunda plus ayah. mau bikin kejutan gitu. eh, pas ditelpon ditengah jalan gak kuat juga aku bohong sama ayah. akhirnya, aku dijemput sama kakak dirumah ria yang ngakunya cuma sanjo kerumah.
pas nyampe rumah, eh akunya yang malah dikasih sureprise oleh si lucu my beloved nepp. si azzam menyembunyikan diri dikamar biru tercintaku. pas buka pintu kamar langsung dianya senyum ramah dan ngasih liat dua buah gigi bawahnya yang bikin gemes.

trus yang buat aku bersyukur lagi. untung banget aku pulang hari ini. ternyata bundaku nakal. katanya pas ditelpon bilang selalu sehat. tapi, ternyata beliau dapet surat keterangan istirahat tiga hari dari dokter. hem, dasar bundaku ini emang nakal banget deh.

menghabiskan malam dengan cengkrama tentang dunia kampus dan perantauan cukup menyita rasa kantukku yang tak tertahankan. abisnya capek banget uiy, mana lagi dapet tamu. so, maaf deh buat Ria. rencana puasa kita pending dulu yaa ;)

tapi, entah kenapa aku gask nyaman dengan satu hal. tak perlulah kuceritakan disini. mungkin ini cuma sifatmu moodyku yang gak ketulungan sama seseorang yang baru .
semoga aku bisa menganggapnya seperti adikku sendiri.

untuk nama yang membuatku 'ada', i love you ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
R.aut senja dekap Sang Bunda O.nak menari dahi Sang Ayah U.ngkap makna dalam cerita N.ilai budi dalam berkata N.isa rabu dalam purnama I.ngin gapai bintang dalam kerikil tajam S.aat surya berdamping hujan A.tau pelangi bersinar kala malam menyapa A.ntara rindu.rindu yang mengkristal M.eminjam puisi di sepertiga malam I.roni bercermin dalam fatamorgana N.yanyian subuh dalam dzikir Y.ang bertarung dalam indah dunia

Pengikut